Mimikri dalam Pikir: Anak Bukan Bunglon! - Parenting

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Your Ad Spot

Selasa, 29 September 2020

Mimikri dalam Pikir: Anak Bukan Bunglon!

 



"Mengapa sich, ada orang-tua yang menyukai ngebanding-bandingin anaknya sama anak lain? gantian ingin tidak bandingkan dengan orang-tua lain justru tidak ingin"


Pertanyaan ini, jadi tanda pertanyaan pada temanku, juga padaku. Entahlah, apa ini kamu alami atau mungkin tidak. Tetapi, sering saya mendapatkan pertanyaan semacam ini serta saya sendiri tidak dapat untuk menjawabnya. Ya karena, saya juga sempat atau dapat disebutkan seringkali ada di tempat mereka yang bertanya-tanya. Kenapa selanjutnya, sedikit atau serta banyak orang-tua yang pilih untuk memperbandingkan anak satu dengan yang lain. Seakan, tidak ada nyana untuk yakin jika tiap anak memang tidak sama. Seolah, tiap anak harus seragam, salah jika bermacam. Dituntut untuk sama, dituding jika tidak sama. Jika saja ada langkah secara singkat menjadi sama, pasti membahagiakan.


Tidak perlu susah-susah pikirkan sampai jadi beban pada pemikiran. Percakapan ini mengalir saja waktu saya serta temanku sedang duduk enjoy di bawah satu pohon, cukup teduh pada siang hari yang panas itu dengan percakapan yang sedikit tidak teratur.


"Eh Puj, simak ada bunglon," unjuk temanku.


"Hm, seandainya ya saya, kamu, serta tiap anak yang seringkali dibanding sama orangtuanya punyai ilmunya bunglon barang sesaat, mimikri."


Sekejap kulontarkan kalimat itu, telah pasti pandangan temanku langsung berubah padaku dengan raut tuntut keterangan. Atau, kamu yang membaca tulisan ini lakukan hal sama padaku? Sebetulnya, kalimat itu spontan saja saya katakan. Mendadak saja ada mimikri dalam pikirkan. Pasti, kamu yang pernah bersekolah landasan, kamu yang pernah belajar IPA atau sebutannya Biologi waktu SMA tidak asing serta memahami dengan apakah itu mimikri. Tetapi, jika rupanya telah lupa, saya akan coba peringatkan.


trik jitu agar anda mendapatkan kemenangan dijudi bola Jika lihat dalam Wikipedia, mimikri bermakna proses evolusi yang berlangsung pada spesies menjadi sama juga dengan spesies yang lain. Umumnya, mimikri seperti satu spesies untuk salah satunya langkah hindari bahaya seperti jika bertemu dengan predator. Supaya bertambah simpel, coba kita pikirkan anak seperti bunglon, dimana waktu dia bertemu dengan predator atau situasi waktu dia dibandingkan dengan anak yang lain barusan, dimana waktu dia ada pada tempat terpojokkan yang tidak mengenakkan. Dimana anak langsung dapat beralih, seperti atau serta sama dengan yang diinginkan kepadanya barusan, sesuaikan dengan situasi.


Lihat bertambah dalam tentang, kenapa selanjutnya ada situasi orang-tua satu memperbandingkan anak satu dengan yang lain? Selain, memang tergantung pada pendidikan serta skema mengasuh orang-tua yang berlainan, tetapi ada juga hal dalam Psikologi yang diberi nama Keterwakilan Heuristik.


Kita mengenali jika jika ada orang pertama yang kenakan pakaian serba putih, menggunakan peci, serta berjalan ke masjid, tentu kita menyapanya dengan 'Pak Haji', atau jika orang orang ke-2 kenakan pakaian sama ditambah menggunakan sorban serta berjenggot tentu kita menegur serta menganggap untuk seorang 'Kiai'. Walau sebenarnya, belum pasti orang yang pertama betul telah Haji serta orang ke-2 belum pasti seorang Kiai. Namun betul, jika disaksikan di luar, baju kedua-duanya sebagai wakil performa laiknya seorang yang telah berhaji serta bagaimana seorang Kiai. Ini yang diberi nama untuk keterwakilan heuristik, situasi dimana penilaian berdasar tingkat keserupaan satu stimuli dengan stimuli yang dibanding.


Mungkin ini yang dipandang lumrah dimana ada situasi, anak yang aktif, yang ceria, yang responsif menjawab jika dikasih pertanyaan dipandang seperti anak yang pintar. Anak yang jarang-jarang bicara, yang lamban dalam memikir, seringkali dipandang seperti anak yang kurang pintar. Adanya ini, tidak jadi masalah jika dia yang lain barusan dipandang perlu untuk dirubah, tetapi yang penting diingat ialah langkah yang dipakai oleh orang-tua.


Jika kita berikan contoh pada saat epidemi saat ini, siapa di sini yang saat anak atau adiknya yang memperoleh pekerjaan dari sekolah serta sedikit lamban atau malas dalam kerjakan pekerjaannya, bukannya dituntun tetapi justru dibandingkan dengan anak yang lain berbeda dengannya? Dengan anak yang cepat dalam kerjakan bangkali? Pasti, yang akan dirasa oleh anak bukan lagi terpacu kerjakan sebab suka tetapi karena desakan, karena tertekan. Ingat, anak bukan bunglon.


Post Top Ad

Your Ad Spot